Rezim Tajikistan dengan tegas melarang keras warganya untuk mengenakan hijab syar’i dan menggantinya dengan pakaian adat yang sesuai adat Tajikistan….
TAJIKISTAN (Islamkafah.com) – Rezim Kafir Tajikistan telah berani melarang masyarakat yang beragama Islam disana untuk memakai pakaian Islami. Dan, sebagai gantinya, mereka (Rezim Kafir) akan membentuk sebuah lembaga untuk mensosialisasikan pakaian yang menurut mereka selaras dan sijiwa dengan budaya adat Tajikistan.
Cara ini dilakukan oleh Rezim Kafir Tajikistan untuk mempromosikan pakaian ala modern atau barat. Dan, mencegah kaum muslimin untuk mengenakan pakaian yang syar’i dengan embel-embel akan menggantinya dngan budaya adat. Padahal, sejatinya mereka (Tajikistan) berusaha menjauhkan kaum muslimin dari agamanya dan mengembalikannya kepada dunia gemerlap ala barat yang sekuler.

Shamsuddin Omurbekzoda –Qotalahumullahu- yang menjabat sebagai menteri kebudayaan di Rezim Dhalim tersebut berkata, “Komisi akan membantu merancang pakaian untuk pria dan wanita dengan mempertimbangkan tradisi Tajik, dan kehidupan ‘modern’ seperti dikutip dari Radio Free Europe Free Liberty.
Perkataan dari Shamsuddin tersebut jelas sekali terbaca sebagai bentuk upaya rezim sekuler yang dipimpin oleh Emomali Rahmon -Qotalahumullahu- tersebut untuk menggiring opini masyarakat Islam agar meninggalkan ajaran Islam yang murni perlahan-lahan, sedikit demi sedikit. Awalnya meninggalkan cara berpakaian syar’i, kemudian lama-lama bukan mustahil lagi masyakat Islam tidak boleh menegerjakan shalat ditempat ibadah. Waiyyaudubillahi.

Seperti dilansir dari islampos.com dalam rilisannya pada (23/07) yang lalu bahwa Menteri Kebudayaan dengan terang-terangan menyebut pakain syar’i wanita atau yang biasa disebut hijab sangatlah tidak sesuai dengan iklim yang panas seperti yang berada di Tajikistan. Bahkan, mengenakan hijab dapat menggangu kenyaman masyarakat lainnya yang tidak berhijab.
Tidak cukup dengan itu, rezim Tajikistan akhirnya juga melarang jilbab di sekolah-sekolah, dan juga melarang kaum muslimin laki-laki yang berumur kurang dari 18 tahun untuk melaksanakan shalat wajib di masjid setempat.

Bahkan, menurut masyarakat Tajikistan yang sangat prihatin dengan kondisi di wilayah tersebut mengatakan bahwa polisi-polisi rezim kafir –La’natullah- Tajikistan sering merazia lelaki dewasa yang memiliki jenggot lebat untuk segera memaksa mencukur jenggotnya di tempat dan dihadapan banyak orang.
Waiyyadubillahi. (AUS)